Cara Mengelola Data Divisi
Mengelola struktur organisasi perusahaan sangat penting untuk memastikan setiap karyawan terorganisir sesuai struktur perusahaan. Di Pintar HR, Anda dapat dengan mudah membuat divisi baru, mengedit informasi divisi yang sudah ada, maupun menghapus divisi yang tidak lagi digunakan. Berikut merupakan artikel Cara Mengelola Data Divisi melalui Pintar HR: Cara Menambah Data Divisi Cara Mengedit Data Divisi Cara Menghapus Data Divisi
Cara Mengelola Data Jabatan
Mengelola struktur jabatan dalam perusahaan sangat penting untuk memastikan setiap karyawan memiliki peran dan tanggung jawab yang jelas. Di Pintar HR, Anda dapat dengan mudah membuat jabatan baru sesuai kebutuhan, mengedit informasi jabatan yang sudah ada, maupun menghapus jabatan yang tidak lagi digunakan. Berikut merupakan panduan lengkap Cara Mengelola Data Jabatan: Cara Menambah Data Jabatan Cara Mengedit Data Jabatan Cara Menghapus Data Jabatan
Cara Mengatur Data Perusahaan

Pengaturan data perusahaan di PintarHR merupakan langkah awal yang penting untuk memastikan sistem berjalan sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda. Melalui halaman ini, Anda dapat melengkapi dan mengedit informasi perusahaan seperti nama perusahaan, bidang usaha, kontak, alamat, hingga zona waktu operasional. Data perusahaan akan digunakan sebagai dasar dalam pengelolaan absensi, laporan staf, dan fitur-fitur lainnya. Berikut merupakan panduan untuk mengatur data perusahaan:
Cara Mengakses Laporan Absensi

Fitur Laporan Absensi berfungsi untuk menampilkan rekap data kehadiran seluruh staff, termasuk total hari kerja, izin, cuti, dan informasi lainnya. Laporan ini dapat dilihat secara keseluruhan maupun per individu, serta dapat diunduh dalam format Excel sesuai kebutuhan. Fitur dapat diakses melalui akun milik Owner, serta memudahkan dalam memantau kehadiran staff secara efisien dan akurat.
Panduan Menangani Resign Mendadak Tanpa Mengganggu Operasional

Resign mendadak merupakan tantangan besar, terutama bagi pemilik usaha kecil dan menengah (UMKM). Kehilangan satu karyawan bisa berdampak langsung pada kelancaran operasional. Namun, dengan strategi manajemen HR untuk UMKM yang tepat, dampak tersebut bisa diminimalkan. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menghadapi turnover karyawan secara efektif, bagaimana menyusun exit process HR yang baik, serta langkah-langkah konkret yang bisa diambil agar operasional bisnis tetap berjalan lancar. 1. Mengapa Resign Mendadak Terjadi? Resign mendadak bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti: Untuk UMKM seperti warung makan atau toko ritel, di mana satu karyawan bisa merangkap banyak tugas, kehilangan mendadak akan sangat terasa. Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebabnya sebagai langkah awal pencegahan. 2. Dampak Resign Mendadak terhadap Operasional UMKM Beberapa dampak umum resign mendadak di lingkungan UMKM: Contoh: Di sebuah startup teknologi, jika satu developer kunci resign, peluncuran fitur bisa tertunda. Di warung makan, jika koki utama keluar mendadak, operasional dapur bisa kacau total. 3. Langkah Cepat Menangani Karyawan yang Resign Mendadak ✅ 1. Lakukan Exit Process HR yang Sistematis Exit process HR bukan hanya formalitas. Ini adalah proses untuk: Gunakan sistem HRIS seperti PintarHR untuk membantu proses ini secara otomatis, mulai dari rekap absensi hingga pemrosesan payroll terakhir. ✅ 2. Dokumentasikan SOP & Proses Kerja Pastikan setiap posisi memiliki Standard Operating Procedure (SOP) yang terdokumentasi dengan baik. Contoh: Di toko ritel, SOP untuk kasir seperti proses tutup kas, pengecekan stok, dan laporan harian harus bisa dengan mudah dipelajari oleh pengganti. ✅ 3. Buat Tim Cadangan atau Training Silang Latih karyawan untuk bisa menangani lebih dari satu peran. Contoh: Di warung makan, pelayan bisa sekaligus bantu di dapur saat dibutuhkan. Di startup, customer service bisa diajari dasar-dasar update konten di website. 4. Strategi Jangka Panjang untuk Mengurangi Turnover Karyawan 🧠 Bangun Budaya Kerja Produktif dan Positif Budaya kerja yang mendukung keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi, komunikasi terbuka, dan saling menghargai sangat penting dalam manajemen HR untuk UMKM. 💬 Lakukan Feedback Rutin Buka ruang diskusi secara berkala. Jangan tunggu sampai karyawan tidak betah dan memutuskan resign. 💰 Tinjau Ulang Kompensasi dan Benefit Jika UMKM belum bisa bersaing dari segi gaji, coba tawarkan fleksibilitas kerja atau insentif non-finansial (seperti jam kerja fleksibel, makan siang gratis, pelatihan). 🌱 Investasi pada Pengembangan Karyawan Berikan pelatihan atau kesempatan naik jabatan. Ini menjadi salah satu tips retensi karyawan yang efektif. Contoh: Di startup teknologi, beri akses ke kursus online atau kesempatan hadir di acara industri. Di toko ritel, beri jenjang karier dari kasir ke supervisor. 5. Kesimpulan: Praktik HR yang Baik = UMKM Lebih Kuat Menangani resign mendadak tidak harus menjadi mimpi buruk. Dengan proses HR yang sistematis, dokumentasi kerja yang jelas, dan budaya kerja produktif, UMKM bisa tetap berjalan lancar meskipun terjadi turnover karyawan. Menggunakan sistem seperti PintarHR bisa membantu menyederhanakan exit process HR, pengelolaan absensi, dan payroll — membuat Anda bisa fokus pada pertumbuhan bisnis dan bukan pada krisis SDM.
Meningkatkan Employee Engagement Tanpa Budget Besar

Solusi Kreatif untuk UMKM dalam Membangun Keterikatan Karyawan Dalam dunia bisnis yang kompetitif, UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) sering menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan karyawan terbaik. Salah satu kunci sukses jangka panjang adalah meningkatkan keterikatan karyawan atau employee engagement. Namun, banyak pemilik usaha menganggap bahwa membangun employee engagement membutuhkan anggaran besar. Faktanya, ada banyak cara meningkatkan employee engagement murah yang efektif, bahkan tanpa biaya besar. Artikel ini akan membahas strategi praktis dan kreatif yang dapat diterapkan oleh berbagai jenis UMKM, mulai dari warung makan hingga startup teknologi, untuk menciptakan budaya kerja produktif, meningkatkan loyalitas, dan mengurangi turnover. Mengapa Employee Engagement Penting untuk UMKM? Employee engagement adalah tingkat keterikatan emosional dan komitmen karyawan terhadap pekerjaannya dan perusahaan. Karyawan yang terlibat secara aktif lebih produktif, loyal, dan cenderung memberikan kontribusi yang lebih besar. Bagi UMKM, mempertahankan karyawan yang sudah terlatih jauh lebih hemat daripada harus terus-menerus merekrut dan melatih yang baru. Strategi Meningkatkan Keterikatan Karyawan Tanpa Budget Besar 1. Bangun Komunikasi yang Terbuka dan Dua Arah Karyawan ingin merasa didengar. UMKM dapat menciptakan saluran komunikasi terbuka, seperti: Contoh UMKM:Sebuah warung makan di Bandung mengadakan “ngopi bareng pemilik” setiap Jumat sore. Kegiatan ini membuat karyawan lebih nyaman menyampaikan ide dan keluhan, yang berdampak positif terhadap semangat kerja mereka. 2. Berikan Pengakuan dan Apresiasi Secara Rutin Tidak selalu perlu bonus uang untuk menunjukkan penghargaan. Coba cara berikut: Contoh UMKM:Sebuah toko ritel pakaian membuat papan “Hall of Fame” di toko untuk menampilkan foto dan pencapaian staf terbaik setiap bulan. 3. Tawarkan Fleksibilitas Kerja Fleksibilitas waktu atau cara kerja bisa menjadi daya tarik kuat, terutama bagi generasi muda. Meski tidak semua pekerjaan bisa fleksibel, UMKM bisa mengakomodasi dengan: Contoh UMKM:Startup teknologi di Yogyakarta memberikan opsi kerja remote seminggu sekali. Hasilnya? Produktivitas meningkat dan turnover menurun. 4. Kembangkan Program HR Kreatif yang Murah UMKM bisa membuat program pengembangan diri tanpa biaya besar, seperti: Contoh UMKM:Sebuah bisnis kopi rumahan mengadakan “Kelas Barista Internal” setiap dua minggu yang dipandu oleh barista senior. Ini meningkatkan motivasi dan keterikatan karyawan. 5. Ciptakan Budaya Kerja Produktif dan Positif Budaya kerja yang sehat mendorong karyawan untuk betah dan produktif. Unsur pentingnya antara lain: Contoh UMKM:Toko oleh-oleh di Surabaya menerapkan rotasi tugas untuk menghindari kejenuhan, serta membuat hari Jumat sebagai hari “pakaian bebas dan makan siang bareng”. Tips Retensi Karyawan untuk UMKM Berikut beberapa tips tambahan yang bisa langsung diterapkan: Dengan PintarHR, pemilik usaha bisa menghemat waktu dan biaya operasional, serta meningkatkan transparansi dan kenyamanan bagi karyawan melalui fitur absensi selfie dan payroll otomatis. Kesimpulan: HR yang Efektif Tidak Harus Mahal Meningkatkan employee engagement murah bukanlah mitos. Dengan pendekatan yang tepat, UMKM bisa membangun lingkungan kerja yang positif dan membuat karyawan merasa dihargai dan terlibat. Praktik manajemen HR untuk UMKM yang efektif tidak hanya meningkatkan kinerja, tapi juga memperkuat fondasi bisnis jangka panjang. Ingatlah bahwa karyawan yang bahagia = pelanggan yang puas = bisnis yang berkembang. Mulailah dari langkah-langkah sederhana hari ini.
Checklist Wajib Sebelum Rekrutmen: Pastikan Tidak Ada yang Terlewat!

Dalam dunia usaha, terutama bagi pelaku UMKM, proses rekrutmen sering kali dianggap sederhana—pasang lowongan, wawancara, lalu pilih kandidat. Padahal, proses hiring HR yang efektif membutuhkan persiapan yang matang agar tidak hanya mendapatkan karyawan yang cocok, tapi juga bisa mendukung budaya kerja produktif dalam jangka panjang. Artikel ini akan membahas checklist rekrutmen yang wajib diperhatikan oleh pemilik atau pengelola UMKM sebelum mulai mencari kandidat. Dengan mengikuti panduan ini, kamu akan lebih siap menghadapi proses perekrutan secara profesional dan efisien. 1. Pahami Kebutuhan Posisi Secara Spesifik Sebelum memasang lowongan, kamu perlu menjawab pertanyaan berikut: Contoh: Sebuah warung makan yang ingin menambah staf kasir harus menentukan apakah kasir juga bertanggung jawab atas pencatatan stok, atau hanya transaksi pembayaran. Hal ini akan mempengaruhi jenis kandidat yang dicari. 2. Susun Deskripsi Pekerjaan yang Jelas dan Menarik Deskripsi pekerjaan bukan hanya daftar tugas. Gunakan bahasa yang jelas dan to the point, tapi tetap menarik. Cantumkan: Contoh: Sebuah startup teknologi yang membutuhkan admin HR bisa menambahkan info bahwa kantor menerapkan jam kerja fleksibel dan peluang remote working—ini bisa menjadi daya tarik tambahan bagi kandidat berkualitas. 3. Siapkan Sistem Seleksi yang Efisien Tanpa sistem yang rapi, proses hiring bisa memakan waktu dan menguras tenaga. Pastikan kamu punya: Menggunakan aplikasi HRIS seperti PintarHR bisa sangat membantu dalam mengelola pelamar, menyimpan data kandidat, hingga menjadwalkan interview secara teratur. 4. Buat Daftar Pertanyaan untuk Interview Persiapan interview yang baik akan menghindarkan kamu dari membuang waktu pada pertanyaan yang tidak relevan. Kelompokkan pertanyaan dalam tiga kategori: Contoh: Untuk toko ritel, kamu bisa menanyakan bagaimana kandidat menghadapi pelanggan yang komplain, atau apakah mereka nyaman bekerja dalam tim kecil. 5. Cek Referensi dan Dokumentasi Langkah ini sering dilupakan oleh UMKM, padahal sangat penting untuk menghindari kesalahan rekrutmen. Pastikan kamu: 6. Persiapkan Onboarding yang Terstruktur Setelah kandidat diterima, proses onboarding yang baik akan membantu adaptasi mereka lebih cepat dan meningkatkan retensi karyawan. Berikan: Kesimpulan: Rekrutmen Sukses Dimulai dari Persiapan Merekrut karyawan bukan hanya soal menemukan orang yang bisa bekerja, tapi menemukan orang yang tepat. Dengan mengikuti checklist rekrutmen di atas, UMKM bisa menjalankan proses hiring HR secara lebih profesional, terstruktur, dan minim risiko. Jangan lupakan pentingnya menyusun pertanyaan interview yang relevan dan membangun proses onboarding yang positif untuk menciptakan budaya kerja produktif. Dengan sistem HR yang baik dan efisien, seperti yang ditawarkan oleh aplikasi PintarHR, kamu bisa menghemat waktu, meningkatkan kepuasan kerja tim, dan mengurangi turnover.
Soft Skill yang Wajib Dimiliki HR di 2025

Di tengah perubahan dunia kerja yang semakin dinamis, peran Human Resources (HR) menjadi semakin krusial—terutama dalam konteks Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Bukan hanya tentang administrasi atau penggajian, HR kini harus mampu menciptakan budaya kerja produktif, meningkatkan retensi karyawan, dan beradaptasi dengan teknologi terbaru. Artikel ini akan membahas skill HR 2025 yang wajib dimiliki oleh praktisi HR, terutama di sektor UMKM. 1. Komunikasi Empatik: Dasar dari Budaya Kerja Produktif Di tahun 2025, kemampuan komunikasi bukan hanya soal menyampaikan pesan dengan jelas, tetapi juga memahami kondisi psikologis karyawan. HR yang memiliki komunikasi empatik dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang terbuka, minim konflik, dan lebih kolaboratif. Contoh Penerapan di UMKM:Sebuah warung makan dengan 10 karyawan menghadapi masalah pergantian staf yang tinggi. Setelah manajer HR mulai rutin melakukan check-in mingguan secara informal dan membuka ruang dialog terbuka, retensi karyawan meningkat signifikan dalam 3 bulan. 2. Kemampuan Analisis Data: Mengambil Keputusan Berbasis Fakta Skill HR terbaru yang semakin penting adalah kemampuan menganalisis data karyawan—mulai dari absensi, performa kerja, hingga tren pengunduran diri. Dengan menggunakan aplikasi HRIS seperti PintarHR, HR bisa memantau absensi melalui selfie dan mengelola payroll secara efisien, sekaligus mengolah data untuk pengambilan keputusan strategis. Manfaat untuk UMKM:Toko ritel kecil yang sebelumnya kesulitan mencatat kehadiran manual kini bisa melihat tren keterlambatan dan mengambil tindakan preventif berbasis data, bukan asumsi. 3. Adaptabilitas Teknologi: HR Harus Melek Digital Dengan semakin berkembangnya sistem HRIS, HR di 2025 dituntut untuk bisa mengoperasikan perangkat lunak berbasis cloud, memahami integrasi sistem payroll otomatis, serta memanfaatkan aplikasi komunikasi internal. Contoh Praktis:Startup teknologi dengan tim remote menggunakan fitur absensi foto selfie dari PintarHR untuk memantau kehadiran harian secara real-time. Hal ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan tim, tapi juga akuntabilitas kerja. 4. Kepemimpinan Kolaboratif: Bukan Bos, Tapi Rekan Strategis HR masa kini bukan hanya “polisi kantor”, tapi menjadi fasilitator dan pemimpin yang mampu memotivasi serta menginspirasi. Kepemimpinan kolaboratif membuat karyawan merasa dihargai dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Relevansi bagi UMKM:Dalam bisnis keluarga seperti warung makan atau butik lokal, HR yang berperan aktif dalam diskusi strategi akan meningkatkan loyalitas dan produktivitas karyawan. 5. Manajemen Konflik yang Bijak Di lingkungan kerja UMKM, konflik bisa muncul karena komunikasi yang terbatas atau peran kerja yang tumpang tindih. HR yang memiliki skill manajemen konflik mampu menyelesaikan masalah secara adil dan cepat tanpa merusak hubungan kerja. Contoh:Pada sebuah usaha laundry, dua pegawai berselisih mengenai pembagian tugas. HR dengan pendekatan mediasi dan komunikasi terbuka mampu menyelesaikan konflik dalam satu sesi, tanpa perlu penggantian staf. 6. Kecerdasan Emosional: Kunci Retensi Karyawan Tips retensi karyawan di tahun 2025 tidak bisa lepas dari peran kecerdasan emosional. HR harus peka terhadap stres kerja, burnout, dan kebutuhan pengembangan diri karyawan. Solusi UMKM:Sebuah startup desain grafis menyediakan waktu kerja fleksibel setelah HR mengenali kecenderungan stres tinggi pada tim kreatif. Hasilnya? Tingkat resign menurun hingga 40% dalam enam bulan. Penutup: Investasi pada Skill HR Adalah Investasi Bisnis Menghadapi 2025, memiliki HR dengan skill HR terbaru bukan lagi pilihan, melainkan keharusan—terutama untuk UMKM yang ingin tumbuh dan bersaing. Dengan menguasai komunikasi empatik, kemampuan analisis, kepemimpinan kolaboratif, hingga kecerdasan emosional, HR dapat menciptakan budaya kerja produktif dan menjaga stabilitas tim. Menggunakan aplikasi HRIS seperti PintarHR juga menjadi solusi praktis untuk mempermudah pengelolaan HR secara efisien dan berbasis data. Dengan sistem absensi selfie dan payroll otomatis, UMKM bisa fokus pada pengembangan bisnis, bukan terjebak di pekerjaan administratif.
Bagaimana Jika Lokasi Staf Tidak Terdeteksi di Perangkat saat Melakukan Absen?

Jika Staf mengalami kendala saat melakukan absen masuk atau pulang karena lokasi staf tidak terdeteksi di perangkat, silakan ikuti langkah-langkah berikut untuk mengatasinya: 1. Periksa Koneksi Internet Pastikan perangkat Anda terhubung ke internet yang stabil. Jika sinyal lemah atau tidak muncul, maka lakukan hal berikut: 2. Pancing Lokasi dengan Google Maps Terkadang GPS butuh sedikit waktu untuk membaca lokasi dengan akurat. Anda bisa memancingnya dengan langkah berikut: 3. Coba Gunakan Perangkat Lain Jika masih belum berhasil, coba login di perangkat staf lain dan lakukan absen sekali lagi di perangkat staf tersebut. 4. Hubungi Customer Service Apabila semua langkah di atas belum berhasil, silakan hubungi tim Customer Service Pintar HR untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut.
5 Tantangan Umum HR di Perusahaan Menengah dan Cara Mengatasinya

Dalam mengelola manajemen HR untuk perusahaan, khususnya di level menengah, divisi Human Resource (HR) kerap menghadapi berbagai tantangan yang unik. Sumber daya terbatas, struktur organisasi yang belum sepenuhnya mapan, dan ekspektasi karyawan yang terus berkembang menjadi kombinasi rumit yang harus ditangani dengan strategi tepat. Artikel ini membahas lima tantangan umum yang sering dihadapi HR di perusahaan menengah, dilengkapi dengan solusi konkret yang bisa langsung diterapkan. Baik Anda pemilik restoran, pengelola mini market, atau founder startup teknologi, memahami masalah HR adalah langkah pertama menuju budaya kerja produktif dan retensi karyawan yang lebih baik. 1. Tingginya Turnover Karyawan Masalah:Perusahaan menengah sering kesulitan mempertahankan karyawan karena fasilitas belum selengkap korporasi besar. Karyawan cepat berpindah tempat mencari gaji lebih tinggi atau lingkungan kerja yang lebih stabil. Solusi: Contoh:Sebuah restoran cepat saji lokal berhasil menurunkan tingkat turnover hingga 40% hanya dengan memperbaiki pelatihan awal dan memberikan bonus kecil untuk karyawan yang bertahan lebih dari 6 bulan. 2. Minimnya Sistem Penilaian Kinerja yang Objektif Masalah:Penilaian sering bersifat subjektif dan berdasarkan kedekatan personal, bukan hasil kerja. Ini membuat karyawan merasa tidak dihargai dan menurunkan motivasi kerja. Solusi: Contoh:Startup teknologi kecil menerapkan sistem KPI berbasis OKR (Objectives and Key Results) dan melihat peningkatan performa tim teknis sebesar 25% dalam 3 bulan. 3. Sulitnya Membangun Budaya Kerja yang Konsisten Masalah:Dengan latar belakang karyawan yang beragam, sulit membentuk nilai-nilai kerja yang seragam dan terasa nyata dalam keseharian tim. Solusi: Contoh:Sebuah mini market lokal membuat sesi briefing pagi selama 10 menit yang difokuskan pada satu nilai perusahaan tiap minggunya, dan melaporkan peningkatan kedisiplinan dan semangat kerja. 4. Keterbatasan Waktu dan Tenaga HR dalam Menangani Semua Aspek Masalah:HR sering menjadi “tukang serba bisa” yang harus mengurus absensi, rekrutmen, hingga konflik karyawan sendirian — membuat tugas jadi tidak fokus dan hasil tidak maksimal. Solusi: Contoh:Sebuah startup dengan 20 karyawan membagi tugas rekrutmen ke team leader masing-masing, sementara HR hanya mengoordinasi prosesnya, menghemat lebih dari 15 jam kerja per bulan. 5. Ketidaksiapan Mengelola Konflik Internal Masalah:Perusahaan menengah jarang punya prosedur atau pelatihan khusus dalam menghadapi konflik antar karyawan atau antara atasan dan bawahan. Solusi: Contoh:Restoran keluarga dengan 15 karyawan membuat sesi curhat bulanan antar tim dan HR sebagai forum terbuka — hasilnya, konflik antar shift menurun drastis. Kesimpulan Mengelola HR di perusahaan menengah memang penuh tantangan, mulai dari turnover tinggi, sistem penilaian kinerja yang lemah, hingga budaya kerja yang belum stabil. Namun dengan pendekatan yang sistematis dan fokus pada manusia sebagai aset utama, semua tantangan ini bisa diatasi. Penerapan praktik HR yang efektif tidak hanya meningkatkan kepuasan kerja, tapi juga memperkuat retensi karyawan dan mendorong terbentuknya budaya kerja produktif. Jangan tunggu perusahaan menjadi besar dulu untuk memperbaiki HR — justru mulai dari skala menengah, perubahan kecil akan terasa dampaknya secara langsung.